WartaNiaga – Mahasiswa Teknik Universitas Lampung atau Unila juara kompetisi drone internasional di Yokohama, Jepang, pada ajang International Federation of Automatic Control (IFAC) World Drone Competition (WDC) 2023.
Tim Research Group Unila Robotika dan Otomasi (URO) satu-satunya tim dari Indonesia yang lolos seleksi dan diundang untuk mengikuti kompetisi bergengsi ini.
Baca Juga: FMIPA Unila Rancang Bangun Sistem Pemantau Kualitas Udara
Tim URO Unila juara kompetisi drone internasional dengan meraih juara kedua di IFAC WDC 11-13 Juli 2023 mengalahkan tim dari Malaysia di posisi ketiga.
Sementara juara pertama diraih oleh Tim Jepang Aero Sense yang merupakan konsorsium industri Aero Sense dan Kobe University.
Mahasiswa Teknik Elektro Unila Muhammad Rafif Musyaffa selaku Pilot and Autonomous System URO mengungkap tantangan yang dihadapi timnya di IFAC WDC 2023.
“Area take off dan landing di pelataran Dermaga Hakkeijima sangat sempit, dengan kondisi angin yang sangat kencang dan sering berubah arah,” ujar dia dikutip dari laman Kemdikbud.
“Belum lagi di kedua sisi pelataran terdapat pagar besi yang cukup tinggi. Meskipun wahana kami sudah fully autonomous, tapi mengingat kondisi, kami melakukan take off dan landing secara manual. Alhamdulillah, kami berhasil,” tambah Rafif.
Dalam ajang ini, Tim URO Unila memamerkan keahlian mereka dengan menggunakan wahana jenis Fixed Wing Electric Motor yang berhasil menyelesaikan misi terbang dari Hakkeijima, melintasi Tokyo Bay, menuju target operasi di Futtsuminato Park.
Baca Juga: Siswa SMA Fransiskus Bandar Lampung Raih Medali Perak di IPhO
Selanjutnya, tim tersebut berhasil menjatuhkan payload di tempat yang ditentukan, melakukan mapping/monitoring di area target, dan akhirnya kembali ke Hakkeijima dalam satu misi terbang tanpa henti.
Total waktu yang dibutuhkan oleh URO Unila mulai dari take off hingga landing adalah 35 menit untuk melesat sejauh 32 kilometer.
Prestasi Tim URO Unila di kompetisi drone internasional IFAC WDC 2023 menunjukkan tingkat persiapan dan keterampilan teknis yang tinggi.
IFAC WDC 2023 merupakan kompetisi bebas tanpa kategori diikuti 14 tim dari berbagai negara mewakili industri dan institusi riset/universitas.
“Ini kali pertama juga semua komunikasi antara wahana drone dan Ground Control Station harus menggunakan teknologi 4G-LTE sesuai dengan aturan yang berlaku di Jepang,” ujar Rafif.
Tim URO terdiri dari mahasiswa, dosen, dan teknisi laboratorium di Fakultas Teknik Unila.
Ardian Ulvan (Chief of the Mission; Flight Controller and Data Analytic), Melvi (LTE-Based Wireless Telemetry and Video Streaming), Mona Arif Muda Batubara (Airframe Structure and Aerodynamics).
M Rafif Musyaffa (Mahasiswa – Pilot and Autonomous System), Yusuf Rizki Sulardi Akbar (Mahasiswa – Flight Engineer and Launcher System), Dwikashinta Purwanda Putra (Mahasiswa – Ground Control Station and Image Processing).
Aris Susilo (Teknisi – Mission Planner and Data Processing), yang berhalangan hadir ke Yokohama.
Sebagai mahasiswa, Rafif, Dwika dan Yusuf berharap prestasi mereka dapat membuka peluang bagi mereka dan kawan-kawannya untuk melaksanakan internship dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan melanjutkan studi lanjut di Jepang.
IFAC WDC 2023 telah menegaskan posisi Tim URO Unila sebagai salah satu peserta terbaik dalam kompetisi bergengsi ini.
Keberhasilan ini menjadi tonggak bersejarah dalam perkembangan teknologi drone Indonesia dan menandai peran aktif Indonesia dalam persaingan global dalam bidang robotika dan otomasi.
Dosen Teknik Unila Ardian Ulvan selaku Chief of The Mission mengatakan kompetisi drone internasional IFAC WDC 2023 memberikan pengalaman berharga bagi URO Unila.
Kami berhasil membuat drone yang dapat terbang untuk melintasi laut. Drone ini akan kami gunakan untuk pemantauan bencana di Gunung Anak Krakatau,” ujar dia dalam siaran pers Humas Unila, Senin (31/7/2023).
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Level Siaga
IFAC WDC 2023 merupakan kompetisi terbuka yang mempertandingkan sistem UAV tercanggih di dunia, sistem propulsi, sistem kontrol, sistem komunikasi, sistem stasiun kontrol darat, dan teknologi terintegrasi, serta teknologi canggih untuk kasus penggunaan tanggap bencana dan transportasi barang darurat.