Puisi Serat Tanah dan Rasa: Untuk Andre Abdullah, Karya Mahendra Utama

Puisi Serat Tanah dan Rasa
Foto H. Andre Abdullah, P.hD, Ketua DPLN Partai Gerindra Australia. (Sumber Foto: Dok. Pribadi).

WartaNiaga.ID – Puisi berjudul Serat Tanah dan Rasa: Untuk Andre Abdullah, merupakan karya Mahendra Utama, diciptakan pada 21 Agustus 2025.

Dalam karya puisi Serat Tanah dan Rasa: Untuk Andre Abdullah, penulis secara puitik menyampaikan harapan dan doa tulusnya kepada sosok seorang sahabatnya.

Puisi bertemakan harapan dan doa untuk sahabat, pada umumnya merupakan karya puisi yang penuh makna dan menggugah sisi terdalam emosi.

Melalui imaji yang kuat dan tema yang relevan, penulis merangkai diksi pada bait-bait akhir puisinya, menyampaikan harapan dan doanya untuk seorang sahabat.

Dalam konteks dan prespektif yang lebih luas, puisi ini juga menggambarkan kepada pembaca, tentang pentingnya saling mendukung satu sama lain, untuk mencapai tujuan hidup dan kesuksesan.

Berikut ini Puisi Karya Mahendra Utama yang berjudul Serat Tanah dan Rasa: Untuk Andre Abdullah:

Serat Tanah dan Rasa: Untuk Andre Abdullah

Karya: Mahendra Utama*

Di Jombang, senja menyapu lereng gunung,
Pesantren bertaut doa, langit pun biru terunggu;
Sungai Brantas mengalun kisah lama,
Di setiap liku, nasi pecel menari dalam daun pisang.

Sate kambing merekah di angkringan,
Dibumbui cinta yang hangat dan santun;
Air terjun Tretes berbisik lembut,
Mengundang jiwa yang rindu akan selawat.

Namun tak jauh, di Sidoarjo yang berdebu,
Pabrik-pabrik menjulang, menggapai awan kelabu;
Sate kerang dan kerupuk udang tetap bertahan,
Di antara cerobong asap dan denyut keringat manusia.

Lumpur Lapindo menggenang pilu,
Tapi getok tularkan tangan tetap berbuat;
Bandeng presto tetap digoreng harum,
Melawan nestapa dengan keberanian yang tumprung.

Wahai Andre, sang pengembara di Benua Selatan,
Bawalah suara tanah ini ke cakrawala yang lebih jauh;
Dari Jombang yang damai, Sidoarjo yang berjuang,
Kami persembahkan puisi rasa: bakti dan harapan.

Semoga langkahmu selalu dijaga langit,
Di mana pun bumi dipijak, Indonesia tetap dikenang.

*Mahendra Utama, Kelapa Gading, 21 Agustus 2025.


Bagi para pengunjung setia wartaniaga.id dan seluruh khalayak pembaca, semoga narasi dan setiap bait-bait puisi diatas bermanfaat dan memberikan inspirasi. Sekian dan terimakasih…(*)