Petani Hutan Desa Banjaran Sejahtera Berkat Agroforestri

Petani Hutan Desa Banjaran Sejahtera Berkat Agroforestri
Tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS) jenis kapulaga di hutan Register 20 KPH Pesawaran berhasil meningkatkan kesejahteraan petani Hutan Desa Banjaran, Padang Cermin, Pesawaran, Minggu (8/1). Foto: Yopie Pangkey

WartaNiaga – Petani Hutan Desa Banjaran sejahtera berkat agroforestri atau pemanfaatan hutan secara lestari sebagai lahan pertanian.

Desa Banjaran di Kecamatan Padang Cermin tidak jauh berbeda dengan desa-desa lain di Kabupaten Pesawaran.

Banyak warga Desa Banjaran yang menjadi petani, buruh tani, buruh harian, wiraswasta, dan lainnya.

Di atas perbukitan desa setempat, wilayah hutan Register 20, terhampar tanaman agroforestri yang rimbun dan asri.

Ada pohon durian, petai, jengkol, cengkeh, pala, kemiri, kelapa, dan kapulaga.

Baca Juga: Reforest Camp Bersama Setapak Adventure di Dusun Wonorejo

Salah satu warga setempat, Kepala Dusun Pujo Raharjo, Maryadi, menuturkan kakeknya merintis membuka lahan di Dusun Pujo Rahayu.

“Waktu itu kakek saya membuka lahan dan menanam palawija,” kata dia saat ditemui pada Minggu, 8 Januari 2023.

Kegiatan bercocok tanam tersebut kemudian dilanjutkan oleh ayah Maryadi.

“Baru kemudian di tahun 2015, saya bersama ayah saya mulai menanam tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS),” ujar dia.

Di tahun yang sama, lanjut Maryadi, mereka mulai menanam bibit pohon durian dan petai yang diperoleh dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Way Seputih Way Sekampung (BPDASHL WSS).

“Kami mendapatkan bantuan bibit dari BPDASHL WSS melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Dilanjutkan dengan bantuan bibit tahap kedua di tahun 2019,” kata dia.

Sekarang, petani Hutan Desa Banjaran sejahtera berkat agroforestri tersebut karena tanaman MPTS mulai membuahkan hasil.

“Ada banyak tanaman menghasilkan di lahan yang saya kelola. Untuk tanaman bawah ada kapulaga dan serai. Tanaman tengah ada kakao dan cengkeh,” jelas Maryadi.

“Sedangkan tanaman tinggi ada durian, pala, dan kemiri,” lanjut dia.

Kesejahteraan petani di Desa Banjaran, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, meningkat berkat hutan agroforestri.

Maryadi mengungkapkan dirinya bisa memanen kapulaga setiap dua setengah bulan.

Sementara, untuk pala dan kemiri, panen dua kali dalam setahun.

“Sedangkan pohon pinang bisa saya panen dua bulan sekali. Jadi setiap bulan saya bisa panen berbagai tanaman secara bergantian,” tutur dia.

Dia sangat bersyukur, berkat agroforestri dirinya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Alhamdulilah, biaya kebutuhan keluarga saya bisa ditutupi oleh beberapa kali panen dalam satu tahun,” kata dia.

Dari satu pohon pala yang baru belajar berbuah, jelas dia, bisa menghasilkan uang sekitar Rp250 ribu jika harga pala per kilogram Rp50 ribu.

“Jika ada 300 batang pohon pala, petani hutan bisa menghasilkan sekitar Rp75 juta setiap panen,” ujar dia.

Sedangkan pohon durian bisa menghasilkan sekitar 50 buah per pohon.

“Harga durian di lokasi, kami terima antara Rp25 ribu per gandeng,” kata dia.

Maryadi tidak sendiri karena ada sekitar 247 keluarga yang menggantungkan hidupnya sebagai petani hutan agroforestri.

Mereka tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut).

“Ada lima Kelompok Tani Hutan yang dinaungi oleh Gapoktanhut Pujo Makmur dengan total 247 keluarga yang bergantung dari hasil hutan bukan kayu di sini,” ujar dia.

Petani Hutan Desa Banjaran mendapatkan akses legal pengelolaan kawasan hutan Register 20 di area KPH Pesawaran dengan keluarnya izin Perhutanan Sosial untuk Gapoktanhut Pujo Makmur.

“Alhamdulilah, Gapoktanhut Pujo Makmur telah mendapat izin perhutanan sosial melalui skema Hutan Kemasyarakatan per tanggal 24 Desember 2021,” kata Maryadi.

Dia bersyukur karena negara hadir dan melindungi petani Hutan Desa Banjaran lewat izin Perhutanan Sosial untuk Gapoktanhut Pujo Makmur.

“Kami bisa mengelola dan merawat hutan negara secara legal. Serta bisa menikmati hasilnya setiap bulan sepanjang tahun,” pungkas Maryadi.

Penulis: Yopie Pangkey