WANI – Indonesia mempunyai tingkat aktivitas seismik yang sangat tinggi karena terletak di wilayah batas pertemuan empat lempeng utama, yaitu lempeng India-Australia, Eurasia, Pasifik, dan Carolina-Filipina.
Akibat pergerakan empat lempeng itu Kepulauan Indonesia terpecah belah menjadi bagian-bagian kecil yang dibatasi oleh banyak jalur sesar aktif. Namun kontras dengan kondisi alam, data sesar aktif dan gempa masih minim diteliti.
Kondisi alam Indonesia merupakan laboratorium alam yang luar biasa untuk #riset sesar aktif dan kegempaan, tetapi sekaligus menjadi tantangan besar untuk pembangunan karena hampir di semua wilayah ancaman gempa dan bahaya yang menyertainya tidak bisa diabaikan.
Oleh karena itu, data penelitian sesar aktif dan kegempaan berperan langsung dalam #mitigasi bahaya dan risiko gempa.
Profesor Riset Danny Hilman, peneliti bidang Kebumian Pusat Penelitian Geoteknologi #LIPI memaparkan ada 3 macam mitigasi bencana terkait gempa dlm naskah Orasi Ilmiah yang berjudul “Peran Riset Sesar Aktif dalam Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami”.
“Sebagai negeri rawan gempa. Mitigasi bencana gempa indonesia harus menjadi budaya masyarakat dan menjadi bagian terpadu dari pegembangan wilayah serta pembangunan infrasturktur,” ujar nya dalam Orasi Ilmiah Profesor LIPI 27 Juli 2021.