WartaNiaga – Hari Gajah Sedunia disambut kelahiran bayi gajah di Lembah Hijau, Kota Bandar Lampung, pada hari Minggu, 7 Agustus 2022, sekitar pukul 07.24 Wib.
Baca Juga : Gunung Pesagi Atap Tertinggi Provinsi Lampung
Bayi gajah sumatra berjenis kelamin jantan terlahir dengan berat badan 102 kg, panjang badan 111 cm, panjang belalai 33 cm, panjang ekor 59 cm, tinggi badan 86 cm, dan ukuran lingkar dada 109 cm.
Komisaris Utama Lembah Hijau, Irwan Nasution, menuturkan bayi gajah tersebut lahir dari pasangan Aris dan Mega penghuni taman satwa setempat.
“Ini adalah kado dari Lembah Hijau untuk Hari Gajah Sedunia besok, 12 Agustus, dan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus. Dari Lampung untuk Indonesia,” kata dia pada Senin, 8 Agustus 2022.
Irwan menuturkan untuk pemberian nama bayi gajah sumatra tersebut, pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah.
“Terima kasih kepada pemerintah yang sudah mempercayai Lembah Hijau. Sementara ini, dalam pengawasan ketat yang kami lakukan. Mohon doanya, mudah-mudahan bayi gajah ini bisa tumbuh dan sehat,” ujar dia.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Lampung – Bengkulu, Hifzon Zawahiri, mengapresiasi kelahiran bayi gajah di Lembah Hijau.
“Kami mewakili pemerintah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengapresiasi atas kelahiran gajah ini,” kata dia.
Hifzon Zawahiri menjelaskan peristiwa tersebut merupakan sebuah kejadian langka karena bayi gajah sumatra lahir di luar kawasan.
“Ini merupakan kejadian langka, kelahiran ex situ, dan salah satu upaya kita dalam melakukan konservasi. Tidak hanya di dalam kawasan, tapi juga di luar kawasan,” ujar dia.
Hari Gajah Sedunia disambut kelahiran bayi gajah di Lembah Hijau, lanjut dia, adalah berkah untuk peringatan kelahiran gajah dari pasangan Aris dan Mega.
Kelahiran anak gajah sumatra di Lampung di luar kawasan atau ex situ, menjadikan Lembah Hijau sebagai taman satwa sekaligus lembaga konservasi pertama di Pulau Sumatera yang sukses mengembangbiakkan satwa kunci hutan Sumatera.
Ketua Forum Komunikasi Mahout Sumatera, Nazarudin, mengatakan peningkatan populasi gajah ex situ seperti di Lembah Hijau merupakan dukungan bagi program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Program tersebut sudah dimulai sejak enam tahun lalu bekerja sama dengan KLHK dan Wilayah III BKSDA Lampung – Bengkulu.
“Kita membuat satu program mengawinkan gajah yang ada di sini, Aris dan Mega. Untuk menentukan kapan kawinnya ini yang kita agak susah,” kata dia.
Proses pengawinan gajah sumatra hingga kelahiran anak gajah pada ex situ dan in situ tidak sama.
Gajah sumatra di ex situ atau luar kawasan pada umumnya sudah jinak, sementara gajah di dalam kawasan atau in situ adalah gajah liar.
“Tidak mudah mengawinkan gajah di ex situ, karena yang bisa menentukan masa subur gajah betina adalah hewan tersebut.”
“Aris dan Mega kita kawinkan terakhir Juli 2020, dalam prosesnya pada September kita sudah mendapatkan tanda-tanda bahwa Mega dalam keadaan hamil,” tutur dia.
Nazarudin mengatakan proses kehamilan gajah sumatra memakan waktu 18-22 bulan.
Selama dalam proses kehamilan, timnya menyiapkan program-program untuk pasca kelahiran anak gajah.
“Supaya induk gajah tidak kaget melihat anaknya jatuh dari kelamin. Kemudian kita juga mengarahkan bayi gajah agar segera menyusu,” jelas dia.
Baca Juga : Festival Way Kambas di Lampung Timur
Nazarudin mengatakan Hari Gajah Sedunia disambut kelahiran bayi gajah di Lembah Hijau adalah berkat kerja sama dan bimbingan dari Wilayah III BKSDA Lampung – Bengkulu.