WartaNiaga – Perkebunan Nusantara PTPN III dan Perhutani merilis bahan tanam varietas baru hasil riset IPFRI (Indonesia Plantation & Forestry Research Institute).
Wakil Menteri BUMN I, Pahala N Mansury, berharap peluncuran bibit unggul ini dapat memenuhi kebutuhan pangan dan industri yang masih impor.
Baca Juga : Audit PTPN VII Gunakan Pola Asistensi Konsultatif
“Tantangan food security dan energy security yang bisa menjadi solusi ke depannya, harapannya di Perhutani dan PTPN Grup,” kata dia, Rabu, 21 September 2022.
Kegiatan yang berlangsung hybrid di Gedung Agro Plaza, Kuningan, Jakarta Selatan, memamerkan sejumlah produk unggulan PTPN III dan Perhutani.
Anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Riset Perkebunan Nusantara, mengembangkan produk unggulan berupa pupuk Glow Green, Biosilac, dan tanaman Kakao Varietas ICCRI 09.
Sementara, Perum Perhutani mengekspos bibit unggul Klon Jati dan Klon Kayu Putih.
Produk-produk unggulan tersebut hasil penelitian Indonesia Plantation & Forestry Research Institute (IPFRI).
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III dan Perum Perhutani membentuk IPFRI pada Juli 2021 lalu, dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan melalui varietas baru bahan tanam.
“Kami mengembangkan klon pohon jati dengan pertumbuhan lingkar batang dua kali lebih cepat dibandingkan jati pada umumnya,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro.
Perhutani meluncurkan bibit pohon jati yang bisa memiliki lingkar batang selebar 40 cm hanya dalam kurun waktu 20 tahun.
“Pertumbuhan lingkar batang tersebut hanya memakan waktu separuhnya dari pertumbuhan pohon jati pada umumnya yang hanya bertambah satu cm per tahun,” ujar dia.
PTPN III dan Perhutani merilis bahan tanam varietas baru dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi nasional.
Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan meluncurkan varietas tebu terbaru.
“Akhir tahun ini mudah-mudahan akan keluar nanti lima varietas tebu, sudah kita usulkan juga ke Kementerian Pertanian,” kata dia.
Varietas tebu tersebut digunakan untuk program revitalisasi gula di perusahaan holding perkebunan tersebut.
Baca Juga : Bakti Sosial Ala Anak-anak Karyawan BUMN di Lampung
Wakil Menteri BUMN I, Pahala N Mansury, menyambut baik varietas tebu terbaru itu untuk memenuhi kebutuhan gula nasional.
“Penting meningkatkan kapasitas produksi tebu karena Indonesia masih mengimpor gula sebanyak 4 juta ton per tahun untuk konsumsi dan industri,” ujar Pahala.