Sinergi Para Pihak: Kunci Atasi Tantangan Pertanian Jember, Oleh Mahendra Utama

Tantangan Pertanian Jember

WartaNiaga.ID – Sinergi Para Pihak: Kunci Atasi Tantangan Pertanian Jember, meruoakan artikel opini yang ditulis oleh Mahendra Utama.

Sinergi Para Pihak: Kunci Atasi Tantangan Pertanian Jember
Oleh: Mahendra Utama*

Membaca Realitas: Tiga Isu Strategis

Tidak dapat dimungkiri, sektor pertanian Jember menghadapi tiga tantangan kompleks dalam beberapa bulan terakhir: fluktuasi harga komoditas (khususnya tomat), kontroversi kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), dan keterbatasan infrastruktur serta modernisasi. Ketiganya bukan hanya soal teknis, tetapi menyangkut hajat hidup ribuan petani dan ketahanan pangan regional.

Apresiasi atas Kolaborasi yang Terjalin

Pemerintah Kabupaten Jember patut diacungi jempol atas respons cepat dan terukur. Dari diversifikasi produk olahan tomat yang didorong bersama Universitas Jember, hingga alokasi anggaran besar untuk irigasi di 47 titik lahan, menunjukkan komitmen nyata.

Tidak ketinggalan, upaya transparansi data LP2B meski masih perlu disempurnakan, menjadi langkah awal yang baik untuk memitigasi konflik lahan.

Di level provinsi, Pemprov Jatim menunjukkan keseriusan melalui bantuan Alsintan dan pembangunan infrastruktur irigasi. Gubernur Khofifah tegas menyatakan bahwa inovasi dan mekanisasi pertanian adalah jalan menuju kesejahteraan petani. Anggaran tambahan Rp75 miliar untuk Alsintan adalah bukti nyata dukungan ini.

Peran akademisi (Universitas Jember) dan kelompok tani juga tak boleh dilupakan. Mereka adalah ujung tombak inovasi teknologi dan pengawasan kebijakan di lapangan.

Dorongan untuk Keberlanjutan Program

Namun, kerja sama ini harus berjalan lebih masif dan terintegrasi:
1. Perkuat Data dan Transparansi Kebijakan LP2B.

Pemkab Jember perlu melibatkan independen audit untuk memastikan peta LP2B akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Koalisi Serikat Akar Tani harus didengar sebagai mitra kritis.

2. Diversifikasi Produk Harus Menjadi Gerakan Bersama.

Tidak cukup hanya dengan pelatihan. Pemkab dan Pemprov perlu membangun hilirisasi industri pertanian skala kecil-menengah agar produk olahan petani memiliki pasar yang stabil.

3. Infrastruktur dan Teknologi Harus Merata.

Bantuan Alsintan dan irigasi harus menjangkau petani di pelosok, bukan hanya di sentra produksi utama. Pendampingan berkelanjutan oleh penyuluh pertanian mutlak diperlukan.

Pertanian Jember adalah Cerita Bersama

Kita semua patut bangga melihat sinergi antara Pemkab Jember, Pemprov Jatim, akademisi, dan petani. Namun, perjalanan masih panjang.

Mari jadikan tantangan sebagai peluang untuk membuktikan bahwa Jember bukan hanya “kota tembakau”, tetapi pusat pertanian modern yang inklusif dan berkelanjutan.

Selamat bekerja untuk semua pihak yang telah berjuang!
———————————————————————-
*Mahendra Utama, Pemerhati Pembangunan